SejarahBumi berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk sampai sekarang. Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada pemahaman peristiwa-peristiwa utama di Bumi yang sudah lampau. Usia Bumi ditaksir sepertiganya usia alam semesta.Sejumlah perubahan biologis dan geologis besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut.. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54 × Menurutteori Big Bounce, Big Bang dan Big Crunch adalah suatu proses kehidupan semesta yang berupa siklus. Semesta tercipta lewat Big Bang, mengembang, menyusut, mati dalam bentuk Big Crunch hingga akhirnya terlahir kembali lewat Big Bang. Big Crunch akan selalu diikuti Big Bang. Kebenaran Big Bounce sangat tergantung dari ada tidaknya Big Crunch. TeoriAlam Semesta Kuantum. Pada tahun 1966 teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig. Dalam teori ini, alam semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta hanya ada partikel-partikel subatomik. Lemaitrejuga dianggap orang pertama yang mencetuskan teori bahwa alam semesta terus mengembang. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta berasal dari sesuatu yang super padat dan panas yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13,75 miliar tahun yang lalu hingga menjadi alam semesta seperti sekarang ini. Dalampembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA atau sains berorientasi pada siswa. Teorikuantum memiliki arti bahwa alam semesta bersifat kekal. William Lane Craig berpendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak dahulu kala dengan sendirinya dan akan selalu ada. Tidak ada material pembentuk alam semesta di dalamnya. Teori Kabut atau Teori Nebula . Teori Pembentukan Bumi – Hai, Grameds, Apakah kalian mengenal planet bumi?. Yaps, bumi merupakan planet nomor tiga dalam susunan tata surya. Bumi juga merupakan panet satu-satunya yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, yaitu manusia. Wah, menakjubkan ya Grameds, panet yang bernama bumi ini. Nah, agar semakin mengenal planet bumi, maka kita akan membahas proses pembentukan bumi menurut ahli dengan bermacam-macam teori pembentukan bumi itu sendiri. Kemudian perlu juga nih disimak bagian-bagian yang lebih kecil dan rinci dari peristiwa besar tersebut, yaitu susunan interior bumi, pembentukan muka bumi, serta gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya. Berikut penjelasan lengkapnya ya, Grameds. Pengertian Pembentukan BumiTeori Pembentukan BumiContoh Teori Pembentukan Bumi1. Teori Laplace2. Teori Planetisimal3. Teori Tidal4. Teori Georges-Louis Leclerc5. Teori Kuiper6. Teori Weizsacker7. Teori Whipple Fred L8. Teori Pasang Surut Gas9. Teori Ledakan Besar10. Teori Kabut Nebula11. Teori Bintang KembarSusunan Interior Bumi1. Kerak bumi2. Mantel3. IntiProses Pembentukan Muka Bumi1. Proses Endogen2. Proses EksogenJenis-jenis Gejala Geografis dalam KehidupanKesimpulan Bumi merupakan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Namun, seperti halnya manusia, adanya bumi juga karena proses pembentukan. Inilah yang mendasari bumi dapat menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Proses pembentukan bumi merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi selama ribuan tahun. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah banyak perdebatan terkait teori pembentukan bumi. Sebab awal mula pembentukan bumi tidak dapat diamati secara langsung maupun diuji oleh para ahli. Teori Pembentukan Bumi Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya bumi beserta serangkaian gejala di dalamnya disebut sebagai teori pembentukan bumi. Menurut Littlejohn, teori merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antar fenomena secara sistematis. Dengan demikian, maka teori pembentukan bumi merupakan pandangan sistematis yang berisi hubungan fenomena-fenomena terkait proses terjadinya bumi. Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan bumi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi tersebut kemudian menjadi rujukan para ahli geografis untuk mendalami sifat-sifat yang terkandung dalam bumi itu sendiri. Nah, selanjutnya kita bahas contoh-contoh teori pembentukan bumi ya, Grameds. Contoh Teori Pembentukan Bumi Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal mula bumi ada ya, Grameds. Nah, beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi 1. Teori Laplace Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin yang bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa. Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi. 2. Teori Planetisimal Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari. Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin. Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas. Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu bumi. 3. Teori Tidal Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi. 4. Teori Georges-Louis Leclerc Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya. 5. Teori Kuiper Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk. 6. Teori Weizsacker Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet. 7. Teori Whipple Fred L Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet. 8. Teori Pasang Surut Gas Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepkat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa gas. Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-planet, salah satunya bumi. 9. Teori Ledakan Besar Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros. Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar angkasa dan membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari kabut dan gas meledak. Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6 miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi, salah satunya Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk bumi di dalamnya. 10. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori kabut nebula. Teori ini muncul sekitar tahun1755, kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace pada tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas di luar angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk kabut semakin besar dan bergerak perputaran ini menyebabkan materi kabut terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet. 11. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan bagian terkecil dari sebuah galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak material yang dikandungnya terlempar. Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya gaya gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal sebagai planet, salah satunya bumi. Susunan Interior Bumi Oh ya, Grameds, setelah kita mengetahui teori-teori pembentukan bumi, selanjutnya kita akan mempelajari susunan interior bumi itu sendiri. Nah, susunan interior bumi ini memudahkan kita untuk mengetahui bentuk bumi secara mendalam. Grameds, bumi tempat kita tinggal ini berbentuk bola tak sempurna. Jari-jari bumi diukur dari permukaan menuju pusat sekitar km. Namun, akibat rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator. Sebaliknya, jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah kutub. Selanjutnya, untuk mempelajari susunan interior bumi maka manusia menggunakan ilmu geofisika. Geofisika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan gelombang seismik pasif yaitu, gelombang S dan gelombang P. Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian susunan interior bumi, yaitu 1. Kerak bumi Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat kaku dan tidak elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua memiliki ketebalan 20-70 km dengan kisaran suhu 200-5000C. Komposisi penyusun kerak benua adalah silika Si, aluminium Al, natrium Na, dan kalium K, selain itu kerak benua juga bersifat asam. Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak samudera, dengan ketebalan 8-15 km. Adapun suhu kerak samudera kisaran 400-7000C. Kerak samudera bersifat basa. Oleh sebab itu, kandungan bahan penyusunnya mayoritas adalah silika Si, magnesium Mg, kalsium Ca, dan besi Fe. Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah 2,7 g/cc dan 3,3 g/cc. 2. Mantel Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel bumi terdiri atas dua bagian, yaitu mantel luar astenosfer dan manatel dalam mesosfer. Pertama, mantel luar astenosfer bersifat plastis, serta dapat bergerak layaknya fluida. Astenosfer membentang dari kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah permukaan bumi. Sedangkan suhu dari astenosfer adalah serta memiliki densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan astenosfer bergabung dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah yang disebut dengan litosfer. Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam mesosfer. Mesosfer memiliki sifat kaku dan basa. Kedalaman mesosfer berkisar km dengan rentang suhu serta memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Kedua bagian mantel ini memiliki perbedaan sifat sehingga memunculkan bidang diskontinuitas rapetti. 3. Inti Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan kerak dan mantel bumi, inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti luar dan dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti dalam bersifat padat. Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang elektromagnetik dan kutub bumi. Inti luar bumi berada pada kedalaman km dengan densitas 10-12 g/cc. Adapun suhu inti luar berkisar Adapun komposisi utama dari inti luar terdiri dari besi Fe, nikel Ni, dan sulfur S. Sedangkan komposisi inti dalam adalah besi Fe, nikel Ni, dan uranium U. Berbeda dengan inti luar, suhu inti dalam sangatlah tinggi, berkisar akibat dari reaksi nuklir. Suhu tersebut sangatlah tinggi, sama halnya dengan suhu permukaan bumi. Namun, lapisan inti dalam bersifat padat. Hal ini dikarenakan adanya energi gravitasi dengan memiliki densitas yang sangat tinggi pula yaitu, >12 g/cc. Proses Pembentukan Muka Bumi Grameds, pastinya tahu bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan penyusun. Seperti halnya yang telah dijelaskan di atas, bahwa bagian terluar yaitu kerak bumi merupakan tempat tinggal kita sekarang. Nah, lalu bagaimana sih sebenarnya proses pembentukan muka bumi yang kita tinggali? simak di bawah ini ya, Grameds. Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses geologis. Proses ini terdiri dari dua macam, yaitu proses dari dalam endogen dan proses dari luar eksogen. Kedua proses inilah yang membetukan muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua proses tersebut 1. Proses Endogen Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan proses endogen. Proses ini disebabkan adanya energi panas dari mantel dan kerak bumi. Energi panas yang timbul berasal dari disintegrasi unsur radioaktif mantel bumi. Hal tersebut berakibat pada munculnya fenomena-fenomena alam seperti, gempa bumi, berkembangnya benua, munculnya palung samudera dan pegunungan, aktivitas vulkanik, pembentukan bantuan dan lainnya. 2. Proses Eksogen Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan muka bumi juga dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar atau eksogen ini merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang bersifat merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses pembentukan terjadi di lapisan listosfer. Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan oleh tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi. Awal mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan pelapukan. Kemudian dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau lainnya. Setelah itu akan terjadi pengendapan atau sedimentasi, sehingga menjadi hamparan batuan dari kasar hingga halus. Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan Setelah kita mengenal bumi dari awal mula pembentukannya, susunan interior serta pembentukan muka bumi, selanjutnya kita perlu tahu terkait gejala-gejala alam yang terjadi ya, Grameds. Berikut penjelasannya yaitu a gejala geografis yang terjadi di atmosfer seperti, angin, petir, awan, dan hujan; b gejala geografis yang terjadi di lapisan litosfer seperti, gempa bumi, gunung berapi, patahan, dan lipatan; c gejala geografis yang terjadi pada pedosfer yaitu, pembentukan tanah dan batuan, erosi, serta sedimentasi; d gejala geografis yang terjadi di hidrosfer seperti, banjir, abrasi, dan tsunami; dan e gejala geografis yang terjadi di biosfer seperti migrasi penduduk. Nah, itulah beberapa gejala geografis yang terjadi dalam kehidupan. Kesimpulan Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa bumi yang kita tinggali sekarang membutuhkan waktu miliaran tahun untuk terbentuk. Banyak teori yang disampaikan terkait pembentukan bumi, seperti teori big bang, laplace, bintang kembar, dan lainnya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya bumi. Bukan hanya itu saja ya, Grameds. Bumi juga begitu kompleks, seiring dengan perkembangannya maka terjadi banyak fenomena-fenomena alam di dalamnya. Misalnya seperti pembentukan interior bumi, pembentukan muka bumi, gejala geografis serta penampakan bentang alam. Oleh sebab itu, agar dapat memahami lebih dalam materi terkait proses pembentukan bumi, gejala alam, tata surya dan lainnya, Grameds dapat membaca buku di bawah ini. Karena Gramedia akan terus menjaga semangat untuk menjadi SahabatTanpaBatas dengan menyajikan buku-buku terbaik untuk kalian semua. Penulis Mutiani Eka Astutik BACA JUGA Rekomendasi Buku Tentang Astronomi Susunan Tata Surya dan Beberapa Fakta Uniknya Sistem Tata Surya Definisi, Teori, Hingga Sistem Penyusunnya Teori Pembentukan Bumi & Teori Pembentukan Tata Surya Teori Heliosentris. Ini Penjelasan Lengkapnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Ilustrasi evolusi alam semesta. Foto PexelsAlam semesta adalah ruang tanpa batas yang di dalamnya terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Alam semesta tidak dapat diukur. Artinya batas-batasnya tidak bisa diketahui secara seperti galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanya sebagian kecil materi di alam semesta. Semua yang ada merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Faktor tersebut disebabkan karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas. Hal yang belum terungkap itu menghasilkan asumsi dan teori evolusi alam semesta yang dikemukakan oleh para Evolusi Alam Semesta Menurut Berbagai TeoriMenurut buku Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X SMA/MA karya Hartono, berikut teori-teori terbentuknya alam Teori Ledakan Besar The Big Bang TheoryTeori ini mengemukakan bahwa jagat raya diawali dengan massa dan berat jenis yang sangat besar. Massa itu meledak sangat dahsyat karena terjadi reaksi pada inti massa. Saat terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa berserakan dan terpental jauh. Setelah miliaran tahun peristiwa itu, bagian-bagian yang terpental membentuk kelompok yang disebut sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata Teori Mengembang dan Memampat The Oscillating TheoryTeori ini dikenal juga dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini mengatakan jagat raya terbentuk karena suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi mengembang. Massa tersebut terjadi karena reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi. Selanjutnya, galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, tahap berikutnya ialah tahap mengembang dan pada akhirnya memampat kuantum diciptakan oleh William Lane Craig pada 1996. Teori ini menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada ruang hampa, yang ada hanya partikel subatom. Teori kuantum berasal dari gagasan bahwa semua peristiwa yang mungkin memiliki kemungkinan terjadi, tidak peduli seberapa fantastis peristiwa itu. 4. Teori Keadaan Tetap Steady State TheoryDalam kosmologi, teori keadaan tetap adalah model asal usul alam semesta yang kini sudah tidak digunakan lagi. Materi baru terus menerus dibuat ketika alam semesta mengembang, sesuai dengan asas kosmologi sempurna. Walaupun alam semesta mengembang, keadaannya tidak berubah dan tidak ada awal ataupun ini kini ditolak olehh sebagian besar kosmolog profesional dan ilmuwan. Sebab, bukti pengamatan menunjukkan kebenaran model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh model ledakan dahsyat. 5. Teori Alam Semesta BerayunPara ahli mengatakan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan pendapat bahwa alam semesta melengkung positif. Jika benar, alam semesta ini tak bertepi dan tidak memiliki batas. Sehingga, pada suatu waktu seluruh materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya tarik gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi bola raksasa dan akan meledak lagi. Kemudian terbentuklah alam yang dimaksud dengan alam semesta?Sebutkan tiga teori tentang terbentuknya alam semesta!Apa teori evolusi alam semesta yang sudah tidak digunakan para ahli? Teori Pembentukan Bumi – Proses, Luas, Struktur Dan Sejarahnya – Geologi berasal dari kata Yunani, geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmuBailey, 1939. Jadi dari asal katanya geologi berarti ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Teori Kabut Nebula Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut nebula yang dikemukakan oleh Immanuel Kant 1755 dan Piere De Laplace1796.Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut nebula. Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata nebula ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari. Baca Juga Pengertian, Jenis Dan Lempengan Utama Lempeng Tektonik Menurut Ahli Geologi Teori Planetesimal Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya Thomas seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari. Teori Pasang Surut Gas Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi 60 kali radius orbit Bumi. Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat. Baca Juga Pengertian Dan Macam-macam Tenaga Endogen Serta Eksogen Geografi Teori Bintang Kembar Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya. Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Proses Terbentuknya Bumi Sejarah Terbentuknya Bumi Pengertian Bumi Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Baca Juga Letak Geografis Indonesia Pengertian umum Geologi berasal dari kata Yunani, geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmuBailey, 1939. Jadi dari asal katanya geologi berarti ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bum Karena bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Geologi termasuk dalam ilmu kebumian dan merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan studi / kajiannya pada litosfer. Aspek utama yang dibahas meliputi material bahan penyusun batuan , proses, struktur Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup yang luas, didalamnya terdapat kajian-kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun pada praktek sebenarnya tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama lainnya. Ruang lingkup ilmu geologi Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat kajian-kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun sebenarnya ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama lain. ilmu-ilmu tersebut yaitu Mineralogi Adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, cara mendeskripsi suatu mineral secara megaskopis melalui sifat fisiknya, seperti belahan, goresan, kilap dll dan menentukan nama mineral dari hasil deskripsi tersebut. Petrologi Adalah ilmu tentang batuan yang meliputi asal mula kejadiannya proses terbentuknya batuan tersebut, dan menjelaskan pula tentang lingkungan pembentukannya, serta penyebarannya baik di permukaan maupun di dalam bumi. Paleontologi Adalah ilmu tentang segala aspek kehidupan jaman dahulu, yaitu berupa fosil baik makro maupun mikro yang ditemukan dalam batuan. Paleontologi dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan umur relatif dan lingkungan pengendapan serta menjelaskan perubahan-perubahan geologi sepanjang sejarah bumi. Geologi Struktura Adalah ilmu tentang bentuk dan geometri batuan sebagai kesatuan penyusun kulit kerak bumi serta proses-proses yang menyebabkan bentuk dan geometri tersebut. Geomorfolog Adalah ilmu tentang bentuk bentang alam dan proses-proses yang mempengaruhinya. Ilmu ini dapat membantu menentukan struktur geologi dan jenis batuan yang berkembang pada suatu daerah. Baca Juga Relief Adalah Stratigrafi Adalah ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya dan proses-proses sepanjang sejarah pembentukan perlapisan batuan tersebut. Geologi Terapan Penerapan ilmu geologi untuk kepentingan manusia pada bidang tertentu, misalnya Geologi Pertambangan, Geologi Batubara, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geohidrologi, Geofisika, Geothermal, Geologi Teknik dan sebagainya. Geologi Sejarah Ilmu yang mempelajari urutan kejadian selama masa perubahan bumi dari satu zaman ke zaman yang lain. Geologi Ekonomi Ilmu yang mempelajari endapan-endapan mineral yang berharga seperti emas, minyak, batubara dan lain-lain. Geologi Teknik Ilmu yang diaplikasikan ke teknik . Seperti pembuatan waduk, jalan tol dan lain-lain. Geologi sebagai ilmu pengetahuan alam yang mempelajari ilmu-ilmu gejala-gejala alam baik yang terdapat di muka bumi maupun di dalam bumi memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain, berikut adalah contoh hubungan geologi dengan ilmu-ilmu lain Hubungan geologi dengan Ilmu lain Hubungan Ilmu Geologi dengan Ilmu Sipil Yaitu penggunaan geologi pada kerekayasaan cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan penyelidikan laboratorium erat hubungannya dengan ilmu rekayasa teknik sipil. Hubungan Ilmu Geologi dengan Ilmu Elektro Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bemuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Kaitan ilmu geologi dengan ilmu planologi Planologi adalah salah satu cabang ilmu tehnik yang mempelajari penataan wilayah tentang bagaiman cara mendesain perdesaan, wilayah dan kota. Penerapan geologi erat hubungannya dengan penataan dan pengembangan wilayah. Pola cangkupan berbagai aspek yang saling terkait satu sama lain secara fisik , ekonomi maupun social, membutuhkan penaganan yang terpadu. Oleh karena itu perkembangan wilayah mencakup penataan lingkungan tersebut yang baik dilakukan dalam membangun tanpa merusak development with out destruction. Yang di tinjau secara geologi yang muncul sebagai tulang punggung dalam menangani masalah tata lingkungan. Kaitan ilmu geologi dengan ilmu geodesi Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran bumi, oleh karena itu geologi termasuk ilmu yang berhungungan dengan ilmu geologi. Ilmu ini memiliki dua definisi. Definisi klasik dan definisi modern. Definisi klasik geodesi Ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan pemetaan bumi yang juga termasuk permukaan dasar laut. Definisi modern geodesi Ilmu yang mempelajari pengukuran dan penampakan dari bumi dan benda-benda langit lainnya. Kaitan ilmu geologi dengan ilmu biologi Hubungan antara geologi dengan biologi adalah bahwa salah satu bidang yang dipelajari geologi adalah skala waktu geologi geologic time scale bumi. Pada skala ini umur bumi dibagi ke dalam beberapa eon, era dan period. Kaitannya dengan biologi, pada setiap period misalnya, telah ditemukan/diketahui makhluk hidup apa saja saja mendominasi atau sebaliknya punah. Kaitan ilmu geologi dengan ilmu fisika Geofisika merupakan perkawinan dari ilmu geologi dan fisika. Geofisika mengukur kontras sifat-sifat fisis medium dengan metode, pengolahan, dan perhitungan fisika dan matematika, dan hasilnya diwujudkan dalam kerangka bahasa geologi. Oleh sebab itu, harus ada sarana penghubung untuk menghubungkan geofisika dengan geologi, dengan kata lain antara parameter fisis medium dengan parameter geologis batuan. Kaitan ilmu geologi dengan ilmu kimia Geokimia adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari komposisi-komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada lithosfer yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan biogeokimia mencakup penelitian keilmuan mengenai proses dan reaksi kimia, fisika, geologi, dan biologi yang membentuk komposisi lingkungan alam termasuk biosfer,hidrosfer, pedosfer, atmosfer, dan lithosfer, serta siklus zat dan energi yang membawa komponen kimiawi bumi dalam ruang dan waktu. Biogeokimia adalah ilmu sistem. Baca Juga Flora Dan Fauna Pembentukan Bumi Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. QS. Al-Mulk, 673. Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti Teori Buffon Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet. Teori Kuiper Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet – teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari. Teori Weizsaecker Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi. Teori Whipple Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet. Menurut seorang astronom asal inggris, pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka. Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka. Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang. “Dia Allah Pencipta langit dan bumi” QS. Al-An’aam, 6 101 Baca Juga Galaksi Adalah Perkembangan Bumi Teori Kontrasi Pembentukan Bumi Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata. Teori Descartes dan Suess Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses pengerutan dan semakin itulah sebagai pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi. Teori Geosinklin Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes. Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence penurunan pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi. Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin. Hipotesa Pengapungan Benua Continental Drift Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep Pengapungan Benua Continental drfit. Dalam The Origin of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea artinya semua daratan yang dikelilingi olehPanthalassa semua lautan. Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen , yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan disebut Gondwanaland. Baca Juga Konsep Geografi Proses Terjadinya Siklus Batuan Dan Tanah Rock Cycle / Siklus Batuan Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE. Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam Pelapukan secara fisika perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Pelapukan secara kimia beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia. Pelapukan secara biologi Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara Akibat grafitasi akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah. Akibat air air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini. Akibat angin selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun. Akibat glasier sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada. Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama. Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang batuan tersebut mengalami perubahan lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi. Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik. Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice batu apung adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”. Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang. Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua geosfer yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari. Siklus Tanah Profil tanah, memperlihatkan beberapa horizon tanah. Tanah bahasa Yunani pedon; bahasa Latin solum adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Pembentukan tanah pedogenesis Tanah berasal dari pelapukanbatuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ”pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Hans Jenny 1899-1992, seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme termasuk manusia, dan relief permukaan bumi topografi seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. Karakteristik Tubuh tanah solum tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik organosol/humosol terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik substansi humik hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sarang sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum. Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah pasir, lanau debu, dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh loam. Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia pengasaman atau pencucian leaching. Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat butir tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus jamak pori. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar makropori terisi udara dan pori berukuran kecil mikropori terisi air. Tanah yang gembur sarang memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. Pencemaran tanah Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing misalnya senyawa kimia buatan manusia ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan illegal dumping. Ayat Terkait Tentang Bumi Dan Batuan Sekarang, mungkin ada di antara kita yang ingin tahu bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini. Dalam Quran surat Al-Anbiya surat ke-21 ayat 30 disebutkan أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ا فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ*ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ ٣٠ “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Lalu dalam Quran surat Fussilat surat ke-41 ayat 11 Allah berfirman ثُمَّ اسۡتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡاَرۡضِ ائۡتِيَا طَوۡعًا اَوۡ كَرۡهًا ؕ قَالَتَاۤ اَتَيۡنَا طَآٮِٕعِيۡنَ‏ ﴿۱۱ “Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati”. Beberapa hal yang mungkin mengejutkan bagi para pembaca Al-Quran di abad ini adalah fakta tentang ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang tiga kelompok benda yang diciptakanNya yang ada di alam semesta yaitu benda-benda yang berada di langit, benda-benda yang berada di bumi dan benda-benda yang berada di antara keduanya. Kita dapat menemukan tentang hal ini pada beberapa surat yaitu Surat To-Ha surat ke-20 ayat 6 لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَمَا تَحۡتَ الثَّرٰى‏ ﴿۶ “Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah” Lalu dalam surat Al-Furqan surat ke-25 ayat 59 yang artinya اۨلَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ *ۛۚ اَلرَّحۡمٰنُ فَسۡـَٔـــلۡ بِهٖ خَبِيۡرًا‏ ﴿۵۹ “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa…” Juga dalam surat Al-Sajda surat ke-32 ayat 4 yang artinya اَللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ*ؕ مَا لَكُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا شَفِيۡعٍ*ؕ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوۡنَ‏ ﴿۴ “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa…” Dan surat Qaf surat ke-50 ayat 58 yang artinya وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ*وَّمَا مَسَّنَا مِنۡ لُّغُوۡبٍ‏ ﴿۳۸﴾ “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan”. Sekian penjelasan artikel diatas semoga bermanfata bagi pembaca setia - Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan Modul 3 Geografi Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan 20171-2, Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan. Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup. Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi Bumi Tempat Kita Hidup 20184, pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari. Teori-teori Proses Pembentukan Bumi Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya? 1. Teori Big Bang Ledakan BesarPada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar”. Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi. 2. Teori PlanetisimalPendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil planetisial yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu. Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari. 3. Teori Pasang SurutHipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas. Gravitasi bintang lain dan matahari juga bintang saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet. 4. Teori Awan DebuAlam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut. Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar. 5. Teori Nebula Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat. Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda. Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti Teori KondensasiTeori ini dikemukakan astronom Belanda, Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa. - Sosial Budaya Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia PutsanraPenyelaras Ibnu Azis Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Dalam Tata Surya, Bumi adalah planet ketiga dari Matahari setelah Merkurius dan Venus. Hingga saat ini, belum ditemukan planet lain yang memiliki tanda-tanda makhluk hidup di dalamnya selain Bumi. Tapi, pernahkah kalian berpikir tentang teori pembentukan Bumi? Seperti alam semesta, tentunya Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori mengenai pembentukan Bumi. Saat ini, terdapat sebanyak 5 teori pembentukan Bumi yang umum dikenal. Apa saja? Teori Pasang Surut Gas Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918. Menurut mereka, sebuah bintang besar mendekati Matahari dalam jarak dekat dan menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Saat bintang tersebut mendekat, akan terbentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang tersebut mencapai ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti Matahari menuju bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet. Teori Ledakan Besar Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan Bumi yang selanjutnya dinamakan dengan teori kabut nebula. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori kabut Kant-Laplace. Baca juga Siap-Siap, Asteroid Bakal Sambangi Bumi Bulan Puasa Ini Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabit di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena pendinginan. Teori Planetesimal Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlain mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik. Materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi Matahari. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan-pecahannya adalah planet yang mengelilinginya. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsBumiGeografiKelas 10teori bintang kembarteori kabut nebulateori ledakan besarteori pasang surut gasteori pembentukan bumiteori planetesimal You May Also Like

jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum